Monday 3 July 2017

Kreativitas Siswa Dalam Belajar Forex


Menurut Conny Semiawan dalam bukunya Memupuk Bakat Dan Kreativitas Siswa Di Sekolah Menengah, (1990: 7), kreativitas adalah kemampuan untuk memberikan gagasan-gagasan baru dan menetapkannya dalam pemecahan masalah Kreativitas meliputi baik ciri-ciri kogniif (aptitude) seperti kelancaran, keluwesan, (fleksibelitas) dan keaslian (orisinalitas) dalam pemikiran maupun ciri-ciri afekif (Nicht-aptitude) seperti rasa ingin tahu, senang mengajukan pertanyaan dan selalu ingin mencari pengalaman baru Kata kreativitas berasal dari 8220create8221 yang berarti pandai mencipta. Dalam pengertian yang lebih luas, kreativitas berarti suatu proses yang tercermin dalam kelancaran, kelenturan (fleksibilitas) dan originalitas berfikir. Menurut Hurlock (2005: 4), 8220Kreativitas adalah kemampuan untuk menghasilkan komposei, produk, atau gagasan apa saja yang pada dasarnya baru dan sebelumnya tidak dikenal pembuatannya8221. Menurut Clark Moustakas sebagaimana dikutip oleh Utami Munandar (2002: 24) dalam bukunya Membangun Bakat Dan Kreativitas Anak Sekolah menyatakan bahwa 8220Kreativitas Adalah Pengalaman Mengekspresikan Dan mengaktualisasikan identitas individu dalam bentuk terpadu dalam hubungan dengan diri sendiri, dengan alam dan orang lain.8221 Kreativitas adalah kemampuan Membuat kombinasi baru berdasarkan Daten, informasi, atau unsur-unsur yang ada. Biasanya orang mengartikan kreativitas sebagai daya cipta, sebagai kemampuan unuk menciptakan hal-hal yang baru sama sekali tetapi merupakan gabungan (kombinasi) dari hal-hal yang sudah ada sebelumnya. Yang dimaksudkan dengan Daten, informasi, atau unsur-unsur yang ada, dalam arti sudah ada sebelumnya, atau sudah dikenal sebelumnya. Adalah Sebuah Pengalaman Yang Telah Diperoleh Seseorang Selama Hidupnya. Disini termasuk segala pengetahuan yang telah diperolahnya baik selama dibangku sekolah maupun diperolehnya dalam lingkungan keluarga dan masyarakat. Dengan demikian jelaslah bahwa semakin banyak pengalaman dan pengetahuan yang dimiliki seseorang semakin banyak kemungkinan dia memanfaatkan dan menggunakan segala pengalaman dan pengetahuan tersebut untuk bersibuk diri secara kreatif. Kreativitas tidak sama dengan intelegensi, dalam arti intelegensi Frage (IQ), sebagaimana dituangkan dalam penelitian (Forschung) dari tahun 1970-an dan tahun 1980-an. Kita sekarang juga mengetahui bahwa jenis tertentu dari keahlian pikiran divergent dapat ditingkatkan dengan praktek dan latihan. Namun harapan 8220gagasan yang menghebohkan8221 yang sangat berguna dalam memahami kreativitas yang minat pada dua puluh terakhir adalah ide kreativitas sebagai multi intelegen (intelegen yang berlipat ganda). Asrori (2009: 63) menyatakan bahwa kreativitas adalah ciri-ciri khas yang dimiliki oleh einzeln yang menandai adanya kemampuan untuk menciptakan sesuatu yang sama sekali baru atau kombinasi dari karya-karya yang telah ada sebelumnya menjadi suatu karya baru yang dilakukan melalui interaksi dengan lingkungannya untuk Menghadapi permasalahan dan mencari alternatif pemecahannya melalui cara-cara berpikir yang menyeluruh. Nana Syaodih (2005: 104) mengemukakan bahwa kreativitas merupakan kemampuan yang dimiliki seseorang untuk menemukan dan menciptakan hal baru, cara-cara baru, modell baru yang berguna bagi dirinya dan masyarakat. Hal baru itu tidak perlu sesuatu yang sama sekali unsur-unsurnya mungkin telah ada sebelumnya, tetapi individu menemukan kombinasi baru, hubungan baru, konstruk baru yang memiliki kualitas yang berbeda dengan keadaan yang sebelumnya. Jadi hal baru itu sesuatu yang sifatnya inovatif. Drevdahl (Asrori, 2009: 62) mendefinisikan kreativitas sebagai kemampuan untuk memproduksi komposisi dan gagasan-gagasan baru yang dapat berwujud aktivitas imajinatif atau sintesis yang mungkin melibatkan pembentukan pola-pola baru dan kombinasi dan pengalaman masa lalu yang dihubungkan dengan yang sudah ada pada situasi sekarang . Hasil tersebut berguna, bertujuan, terarah, dan tidak hanya sekedar fantasi. Sumber awal dan perkembangan kreativitas itu disebabkan oleh faktor-faktor yang ada dalam lingkungan keluarga. Utami Munandar dalam Nana Syaodih (2005: 104) memberikan rumusan tentang kreativitas sebagai berikut: Kreativitas adalah kemampuan: a) untuk membuat kombinasi baru, berdasarkan Daten, informasi atau unsur yang ada, b) berdasarkan Daten atau informasi yang tersedia, menemukanbanyak kemungkinan jawaban terhadap Suatu masalah, dimana penekanannya adalah pada kualitas, ketepatgunaan dan keragaman jawaban, c) yang mencerminkan kelancaran, keluwesan dan orisinalitas dalam berfikir serta kemampuan untuk mengelaborasi suatu gagasan. Supriyadi (1994: 20) mengemukakan bahwa kreativitas adalah kemampuan seseorang untuk melahirkan sesuatu yang baru, baik berupa gagasan maupun karya nyata yang relatif berbeda dengan apa yang telah ada. Hal ini senada dengan pendapat Semiawan (1997: 19) yang mengemukakan bahwa kreativitas merupakan kemampuan untuk memberikan gagasan baru dan menerapkannya dalam pemecahan masalah Rhodes yang dikutip dalam Utami Munandar (2002: 25) menganalisis lebih dari 40 definisi tentang kreativitas menyimpulkan bahwa pada umumnya kreativitas dirumuskan dalam istilah pribadi (person), proses (prozess), dorongan (presse), dan produk (produkt). Rhodes menyebut keempat jenis definisi kreativitas ini sebagai Vier P8217s von Kreativität. Berikut Beberapa definisi tentang kreativitas menurut para pakar: Menurut Hulbeck 8220creativity ist eine imposante von one8217s eigene ganze Persönlichkeit auf die Umwelt in einer einzigartigen und charakteristischen Weise8221. Tindakan kreatif muncul dari keseluruhan kepribadian dalam interaksi dengan lingkungannya. Definisi tentang kreativitas yang juga menekankan aspek pribadi diberikan Sternberg dalam 8220three facet modell der kreativität8221, yaitu 8220kreativitas merupakan titik pertemuan yang khas antara tiga atribut psikologis, yaitu intelegensi, gaya kognitif, dan kepribadianmotivasi. Definitiv tentang proses kreatif dari Torrance pada dasarnya menyerupai langkah-langkah dalam metode ilmiah, yaitu: 8220Der Prozess von (1) Sensing Schwierigkeiten, Problem, Lücken in Informationen, fehlende Elemente, etwas gefragt (2) machen Vermutungen und Formulierung Hypothesen über diese Mängel ( 3) Auswertung und Erprobung dieser Vermutungen und Hypothesen (4) eventuell überarbeiten und wiederholen sie und schließlich (5) die Vermittlung der Ergebnisse8221 Definisi Torrance ini meliputi seluruh proses kreatif dan ilmiah mulai dari menemukan masalah sampai dengan menyampaikan hasil. Wallas dalam Nana Syaodih (2005: 105) mengemukakan ada 4 tahap perbuatan atau kegiatan kreatif, yaitu: a. Tahap persiapan atau vorbereitung, merupakan tahap awal berisi kegiatan pengenalan masalah, pengumpulan Daten informasi yang relevan, melihat hubungan antara hipoteis dengan kaidah-kaidah yang ada, tetapi belum sampai menemukan sesuatu, baru menjajagi kemungkinan-kemungkinan. B. Tahap pematangan atau Inkubation, merupakan tahap menjelaskan, membatasi, membandingkan masalah. Dengan proses inkubasi atau pematangan ini diharapkan ada pemisahan mana hal-hal yang benar-benar penting dan mana yang tidak, mana yang relevan dan mana yang tidak. C. Tahap pemahaman atau illumination, merupakan tahap mencari dan menemukan kunci pemecahan, menghimpun informasi dari luar untuk dianalisis dan disintesiskan, kemudian merumuskan beberapa keputusan. D. Tahap pengetesan atau verifizierung, merupakan tahap mentes dan membuktikan hipoteis, apakah keputusan yang diambil itu tepat atau tidak. Definisi Yang berfokus Pada produk Kreatif menekankan orisinalitas, seperti definisi Dari Barron Yang menyatakan bahwa 8220kreativitas adalah kemampuan untuk menghasilkanmenciptakan sesuatu Yang baru.8221 Begitu pula menurut Haefele 8220kreativitas adalah kemampuan untuk membuat kombinasi-kombinasi Baru Yang mempunyai Makna sosial.8221 Definisi Haefele ini menekankan bahwa Suatu produk kreatif tidak hanya harus baru tetapi juga diakui dan bermakna Amabile mendefinisikan kreativitas sebagai produksi suatu respons atau karya yang baru dan sesuai dengan tugas yang dihadapi. Definisi Keempat menekankan kreativitas pada faktor press atau dorongan, baik dorongan intern (dari diri sendiri berupa keinginan dan hasrat untuk menciptakan dan bersibuk diri secara kreatf) maupun dorongan eksternal dari lingkungan sosial dan psikologis. Definisi Simpson merujuk pada aspek dorongan intern, yaitu kemampuan kreatif yang dirumuskan sebagai 8220die Initiative, dass man manifers durch seine Macht, sich von der üblichen Sequenz des Denkens zu brechen8221. Menurut Amabile kreativitas tidak hanya bergantung pada keterampilan dalam bidang dan berfikir kreatif, tetapi juga pada motivasi intrinsik (pendorong intern) untuk bersibuk diri dalam bekerja, dan pada lingkungan sosial yang kondusif (pendorong eksternal). D. N. Perkins dalam Zaleha Ishab (2008: 54) juga mengemukakan bahwa kreativitas tidak hanya bergantung pada satu sifat saja, tetapi melibatkan banyak komponen. Komponen tersebut antara lain: 1. Berpikir kreatif melibatkan sisi estetik dan standar praktis. 2. Berpikir kreatif bergantung pada perhatian terhadap tujuan dan hasil. 3. Berpikir kreatif lebih banyak bergantung kepada mobilitas daripada kepada kelancaran. 4. berpikir kreatif tidak hanya objektif tetapi juga subjektif 5. berpikir kreatif lebih banyak bergantung kepada motivasi intrinsik daripada motivasi ekstrinsik. Dari keterangan di atas dapat dipahami bahwa kreativitas bukan saja berhubungan dengan penemuan yang bagus dan menarik, tetapi lebih banyak berhubungan dengan penemuan yang menunjukkan penerapan dan mungkin agak membosankan sehingga menjadikan aspek kreatifnya tidak terlihat. Dalam menjalani proses kreatif ini tidak bisa terpaku pada satu hal karena kaku dan terobsesi dengan kreativitas. Kadang-kadang diperlukan sikap subjektif dan memperhatikan pendapat yang berdasarkan perasaan. Selain itu, sikap proaktif dalam bertindak juga diperlukan dalam menjalani proses kreatif Campbell (2001: 17) mengartikan kreativitas sebagai kegiatan yang mendatangkan hasil yang sifatnya baru, berguna dan dapat dimengerti. Baru diartikan sebagai inovatif, belum ada sebelumnya, segar, menarik, aneh, dan mengejutkan. Berguna diartikan seutelai lebih enak, lebih praktis, memperhudah, mendorong, mengembangkan, mendidik, memecahkan masalah, mengurangi hambatan, mengatasi kesulitan, mendatangkan hasil yang baik. Sedangkan dapat dimengerti diartikan hasil yang sama dapat dimengerti dan dapat dibuat di lain waktu, atau sebaliknya peristiwa-peristiwa yang terjadi begitu saja, tak dapat dimengerti, tak dapat diramalkan dan tak dapat diulangi. Berdasarkan pendapat beberapa ahli, maka dapat disimpulkan bahwa kreativitas adalah kemampuan seseorang dalam membuat sesuatu yang berbeda dari yang lain, atau menciptakan sesuatu yang baru. Belajar merupakan Suatu Usaha sadar individu untuk mencapai tujuan peningkatan diri atau perubahan diri melalui Latihan-Latihan dan pengulanganpengulangan dan perubahan Yang terjadi bukan karena peristiwa kebetulan. Belajar merupakan Suatu kegiatan disengaja Yang bertujuan mencapai suatuhasil belajar, kepandaian atau kemahiran Baru Yang dapat digunakan dalam kehidupan Mulyati (2005: 5). Belajar melibatkan tiga proses yang berlangsung hampir bersamaan, yaitu memperoleh informasi baru, transformasi, dan menguji relevansi dan ketepatan pengetahuan. Informasi baru merupakan penghalusan informasi sebelumnya yang kemudian ditransformasikan. Pada tahap transformasi, seseorang memperlakukan pengetahuan Agar cocok. Dalam mendefinisikan tentang belajar banyak orang beranggapan bahwa yang dimaksud dengan belajar adalah mancari ilmu atau menuntut ilmu, hampir semua ahli pendidikan mencoba merumusakan dan menafsirkan tentang belajar, dalam definisi sering kali rumusan itu berbeda satu sama lain. Menurut Abi Syamsudin Makmun (2001: 157), belajar adalah suatu proses yang selalu menunjukkan kepada suatu proses perubahan prilaku atau pribadi seseorang berdasarkan praktik atau pengalaman tertentu. Pendapat Yang Sama Dikemukakan Oleh Alisuf Sobri (1995: 55) Bahwa Belajar Adalah Proses Perubahan Tingkah Laku Sebagai Akibat Pengalaman Atau Latihan. Belajar tidak hanya meliputi mata pelajaran, tetapi juga penguasaan, kebiasaan, persepsi, kesenangan, minat, penyesuaian sosial, bermacam-macam keterampilan dan cita-cita. Namun tidak sama perubahan prilaku berarti belajar, orang yang tangannya patah karena kecelakaan mengubahtingkah lakunya, tetapi kehilangan tangan itu sendiri bukanlah belajar. Mungkin orang itu melakukan perbuatan belajar untuk mengimbangi tangannya yang hilang itu dengan mempelajari keterampilan baru. Perubahan tidak selalu harus menghasilkan perbaikan ditinjau dari nilai-nilai sosial Seorang Penjahat Mungkin Sekali Menjadi Seorang Ahli, Tetapi Dari Segi Pendangan Sosial Hal Itu Bukanlah Berarti Perbaikan. Menurut Hilgard dan Brower Sebagaimana Yang Dikutip Oleh Oemar Hamalik (2008: 45) dalam bukunya psikologi pendidikan mereka mendefinisikan belajar sebagai perubahan dalam perbuatan melalui aktivitas, praktek dan pengalaman. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa belajar adalah Suatu proses perubahan tingkah laku melalui Pendidikan atau Lebih khusus melalui prosedür Latihan, perubahan itu sendiri berangsur-angsur dimulai Dari sesuatu Yang tidak diketahui atau dikenalnya untuk kemudian dikuasai atau dimilikinya dan dipergunakan sampai Pada Suatu saat untuk dievaluasi oleh Yang Menjalani proses belajar itu Dengan Tugas Baru, Mungkin Melalui Cara Ekstrapolasi Dan Atau Bentuk Lain. Pada Proses Terakhir, Ada Pegujian Cara Memperlakukan Pengetahuan Apakah Sesuai Dengan Tugas. Belajar Adalah Proses Perubahan Perilaku Berkat Pengalaman dan Latihan. Artinya, tujuan kegiatan adalah perubahan tingkah laku, baik yang menyangkut pengetahuan, keterampilan maupun sikap bahkan meliputi segenap aspek organisme atau pribadi. Kegiatan belajar mengajar seperti mengorganisasikan pengalaman belajar, mengolah kegiatan belajar mengajar, menilai proses dan hasil belajar, kesemuanya termasuk dalam cakupan tanggung jawab guru. Jadi, hakikatnya belajar adalah perubahan Syaiful Bahri Djamarah dan Zain (2002: 11). Belajar dalam arti yang luas yaitu suatu proses perubahan tingkah laku yang dinyatakan dalam bentuk penguasaan, penggunaan, dan penilaian terhadap atau mengenai sikap dan nilai-nilai, pengetahuan dan kecakapan dasar yang terdapat dalam berbagai bidang studi atau lebih luas lagi dalam berbagai aspek kehidupan atau pengalaman Yang Terorganisir Natawidjaja (1979: 1) Menurut Natawidjaja (1979: 3) terdapat dua kriteria belajar yang berhasil, yaitu sebagai berikut. 1. Pengaruh yang besar dari interaksi belajar mengajar terhadap prestasi siswa dalam bentuk penguasaan, penggunaan dan penilain sikap, pengetahuan dan keterampilan dasar, baik yang diperoleh melalui berbagai bidang studi maupun sebagai akibat komunikasi yang baik antara siswa dengan yang lain. 2. Suasana yang baik pada para siswa, pengajar dan siapa saja yang turut serta dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan dalam hal ini prestasi yang baik yang menjadi kriteria pertama. Pengertian Kreativitas Belajar Siswa Kreativitas belajar merupakan salah satu indikator keberhasilan siswa dalam belajar memegang peranan penting dalam pencapaian keberhasilan pembelajaran. Menurut Usman (1993: 11) siswa yang memiliki kreativitas dalam pembelajaran akan diketahui dengan menunjukkan tingkat kreativitasnya dalam berbagai kegiatan. Mereka selalu ingin memecahkan persolan-persoalan, berani menanggung resiko yang sulit sekalipun, kadang-kadang destruktif di samping konstruktif, lebih senang bekerja sendiri dan percaya pada diri sendiri. Utami Munandar (1992: 47) mendefinisikan: 8220Kreativitas adalah kemampuan Yang mencermiikan kelancaran, keluwesan, dan orisinalitas thiam berpikir seth kemampuan untuk mengelaborasi Suatu Gagasan 8220Lebth Lanjut Utami Muriandar menekankanbahwa kreativitas sebagai keseluruhan kepribadian merupakan hasil rnteraksi dengan lingkungannya Lingkungn Yang merupakan Tempat individu berinteraksi itu dapat Mendukung berkembangnya kreativitas, tetapi adajuga yang justru menghambat berkembangnya kreativitas individu. Kreativitas yang ada pada mdividu esu digunakan untuk menghadapi berbagai Permasalahan Yang ada Ketika berinteraksi dengan lingkungannya dan mencari berbagai alternatif pemecahannya sehingga dapat tercapai penyesuaian-diri secara adekuat. Rogers mendefinisikan kreativitas sebagai proses munculnya hasil-hasil baru ke dalam suatu tindakan (Utami Munandar, 1 992: 48) Hasil-hasil baru itu muncul dan sifat-sifat einzeln yang unik yang berinteraksi dengan individu lain, pengalaman, maupun keadaan hidupnya. Kreativitas ini dapat terwujud dalarn suasana kebersamaan dan terjadi bila relasi antar individu ditandai oleh hubungan-hubungan yang bermakna. Tornace dan Myres dikutip oleh Triffinger (1980) dalam Semiawan dkk (1987: 34) bertendapat bahwa belajar kreatif adalah 8220menjadi peka atausadar akan masalah, kekuarangan-kekurangan, kesenjangan dalam pengetahuan, unsur-unsur yang tidak ada, ketidak harmonisan dan sebagainya. Mengumpulkam informasi yang ada, membataskan kesukaran, atau menunjukkan (mengidentifikasi) unsur yang tidak ada, mencari jawaban, membuat hipoteis, mengubah dan mengujinya, menyempurnakan dan akhirmnya mengkomunikasikan hasil-hasilnya8221. Adapun karakteristik anak dalam belajar menurut Usman (1993: 11) meliputi: (1) cepat dalam belajar (2) lambat belajar (3) anak yang kreatif (4) underachiever dan (4) anak yang gagal (drop-out). Berdasarkan uraian tentang kreativitas dan belajar di atas, maka penulis dapat menyimpulkan bahwa kreativitas belajar yang dimaksud adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki oleh anak didik (siswa) dalam proses pembelajaran atau mengembangkan segala potensi yang ada dalam dirinya baik dalam ranah kognitif, afektif, psikomotorik. Ciri-ciri Kreativitas Belajar Siswa Supriyadi (1994: 15) mengatakan bahwa ciri-ciri kreativitas berupa gagasan, pemecahan masalah dan penemuan. Adapun yang termasuk dalam aspek-aspek pokok einzeln kreatif, antara lain. ein. Kelincahan berpikir dari segala arah, yaitu kemampuan untuk melihat masalah dari segala arah, sudut pandang, dan megumpulkan berbagai fakta yang penting untuk mengarahkan fakta itu pada masalah yang dihadapi. B. Kelincahan mental berpikir ke segala arah, yaitu kemampuan untuk berpikir dari satu idegagasan menyebar ke segala arah yang memungkinkan mencari berbagai jawaban yang berbeda. C. Fleksibilitas konseptual adalah kemampuan untuk secara spontan mengganti cara pandang dan pendekatan kerja yang tidak sejalan. D. Ursprünglich bei www. tripadvisor. com auf Englisch eingereicht. Sehen Sie sich das Original an. Automatische Übersetzung Diese Bewertung wurde automatisch ins Deutsche übersetzt, um Ihnen so viele Tipps von anderen Reisenden zu bieten, wie möglich und ist wahrscheinlich keine perfekte Kopie des Originals. E. Lebih menyukai kompleksitas daripada simplisitas, einzeln kreatif lebih menyukai kerumitan daripada kemudahan memiliki tantangan dari keamanan, kecenderungan pada banyak tali temalinya. F. Latar belakang yang merangsang, lingkungan yang merangsang dan suasana yang mendukung mendorong timbulnya kreativitas individu. G. Kecakapan dalam banyak hal, para einzeln kreatif pada umumnya mempunyai minat serta kecakapan dalam berbagai bidang dan dapat menikmati kehidupan dari berbagai sudut pandang. Csikszentmihalyi dalam Utami Munandar (2002: 51) mengemukakan sepuluh ciri-ciri kepribadian kreatif, antara lain sebagai berikut: 1. pribadi kreatif mempunyai kekuatan energi fisik yang memungkinkan mereka bekerja berjam-jam dengan konsentrasi penuh, tetapi mereka juga bisa tenang dan rileks, bergantung Pada situasinya 2. Pribadi kreatif, cerdas dan cerdik, tetapi pada saat yang sama mereka juga naif. Di satu pihak mereka mempunyai kebijakan (weisheit), tetapi juga bisa seperti anak-anak (kindlich). Einblick Yang Mendalam Dapat Tampak Bersama-Sama Dengan Ketidakmatangan Emosional dan Mental. Mereka dapat berfikir konfergen dan difergen. 3. ciri-ciri paradoksal ketiga berkaitan dengan kombinasi antara sikap bermain dan disziplin Kreativitas memerlukan kerja keras, keuletan, dan ketekunan untuk menyelesaikan suatu gagasan atau karya baru dengan mengatasi rintangan yang sering dihadapi. 4. Pribadi kreatif dapat berselang-seling antara imajinasi dan fantasi, namun tetap bertumpu pada realitas. Keduanya diperlukan untuk dapat melepaskan diri dari kekinian tanpa kehilangan sentuhan dengan masa lalu. 5. Pribadi kreatif menunjukkan kecenderungan baik introversi maupun ekstroversi. Seseorang perlu dapat bekerja sendiri untuk dapat berkreasi, tetapi juga penting baginya untuk bertemu dengan orang lain, bertukar pikiran, dan mengenal karya-karya orang lain. 6. Orang kreatif dapat bersikap rendah diri dan bangga akan karyanya pada saat yang sama. Mereka puas dengan prestasi mereka tetapi biasanya tidak terlalu ingin menonjolkan apa yang telah mereka capai, dan mereka juga mengakui adanya faktor keberuntungan dalam karier mereka. Mereka lebih berminat terhadap apa yang masih mereka lakukan 7. Pribadi kreatif menunjukkan kecenderungan androgini psikologis, yaitu mereka dapat melepaskan diri dari stereotip geschlecht (maskulin-feminin). Lepas dari kedudukan Geschlecht, mereka bisa sensitif dan asertif, dominan dan submisif pada saat yang sama. 8. Orang kreatif cenderung mandiri bahkan suka menentang, tetapi di lain pihak mereka bisa tetap tradisional dan konservatif. Bagaimanapun, kesediaan untuk mengambil risiko dan meninggalkan keterkaitan pada tradisi juga perlu 9. Kebanyakan orang kreatif sangat bersemangat bila menyangkut karya mereka, tetapi juga sangat objektif dalam penilaian karyanya. Tanpa semangat seseorang bisa kehilangan minat terhadap tugas yang sangat sulit, tetapi tanpa objektivitas, karyanya bisa menjadi kurang baik dan kehangang kredibilitasnya. 10. Sikap keterbukaan dan sensitivitas orang kreatif sering membuatnya menderita jika mendapat banyak kritik dan serangan terhadap hasil jerih payahnya, namun disaat yang sama ia juga merasakan kegembiraan yang luar biasa. Campbell yang mengelompokkan aspek kreatif dalam dua kategori, Ayan mengelompokkan ke dalam empat kategori. Menurut Ayan (Candra, 2005: 8), aspek-aspek kreativitas terdiri dari. ein. Rasa ingin tahu (Neugier) merupakan komponen pertama yang sangat penting bagi usaha-usaha kreatif yang dilakukan seseorang. Hal ini krankheit juga sebagai kekuatan mempertanyakan sesuatu (fragende kraft). B. Keterbukaan terhadap pengalaman dan pengetahuan (Offenheit für Erfahrungen) atau informasi baru juga merupakan komponen yang sangat vital dalam kreativitas. Untuk menjadi orang kreatif diperlukan persediaan informasi dan pengalaman yang banyak serta beraneka ragam dari waktu ke waktu. Agar cukup informasi dan pengalaman, seseorang harus bersifat fleksibel, terbuka, mau menerima dan menghargai berbagai pandangan, pemikiran, pendapat dan hasil karya orang lain. Dengan fleksibilitas dan keterbukaan ini, seseorang akan dapat memperkaya pengetahuan yang telah ada di dalam struktur kognitif, sehingga ia berpeluang besar untuk dapat memunculkan gagasan yang luar biasa. C. Toleransi terhadap resiko (Risikotoleranz) merupakan kesanggupan atau kesediaan seseorang untuk mengambil resiko terhadap apa saja yang hendak diusahakan atau dihasilkan. Keterbukaan dan keingintahuan seseorang juga akan berkembang dengan baik apabila seseorang juga mempunyai toleransi yang tinggi atau kesanggupan menerima resiko-resiko tertentu yang mungkin ditimbulkannya. D. Energi (Energie) meliputi energi fisik dan energi mentalis. Pada umumnya orang kreatif memiliki energi yang luar biasa, khususnya energi fisik. Menurut Utami Munandar dalam Reni Akbar Hawadi dkk. (2001: 5-10) menjabarkan ciri-ciri kemampuan berpikir kreatif sebagai berikut: 1. Ciri-ciri kemampuan berpikir kreatif (Aptitude) a. Keterampilan berpikir lancar yaitu mencetuskan banyak gagasan, jawaban, penyelesaian masalah atau pertanyaan, memberikan banyak cara atau saran untuk melakukan berbagai hal, selalu memikirkan lebih dari satu jawaban. B Keterampilan berpikir lules (Fleksibel) yaitu menghasilkan gagasan, jawaban atau pertanyaan yang bervariasi, dapat melihat suatu masalahdari sudut pandang yang berbeda-beda, mencari banyak alternatif atauarah yang berbeda-beda, mampu mengubah cara pendekatan atau cara pemikiran. C. Keterampilan berpikir rasional yaitu mampu melahirkan ungkapan yang baru dan unik, memikirkan cara yang tidak lazim untuk mengungkapkan diri, mampu membuat kombinasi-kombinasi yangtidak lazim dari bagian-bagian atau unsur-unsur. D. Keterampilan memperinci atau mengelaborasi yaitu mampu memperkaya dan mengembangkan suatu gagasan atau produk, menambahkan atau memperinci detil-detil dari suatu objek, gagasan atausituasi sehingga lebih menarik. E. Keterampilan menilai (mengevaluasi) yaitu menentukan patokanpenilaian sendiri dan menentukan apakah suatu pertanyaan benar, suaturencana sehat, atau suatu tindakan bijaksana, mampu mengambil keputusan terhadap situasi yang terbuka, tidak hanya mencetuskan gagasan, tetapi juga melaksanakannya. 2. Ciri-ciri Afektif (Nicht-aptitude) a. Rasa ingin tahu yaitu selalu terdorong untuk mengetahui lebih banyak, mengajukan banyak pertanyaan, selalu memperhatikan orang, objek dan situasi, peka dalam pengamatan dan ingin mengetahuimeneliti. B. Bersifat imajinatif yaitu mampu memperagakan atau membayangkan hal-hal yang belum pernah terjadi, menggunakan khayalan dan kenyataan. C. Merasa tertantang oleh kemajuan yaitu terdorong untuk mengatasi masalah yang sulit, merasa tertantang oleh situasi-situasi yang rumit, lebih tertarik pada tugas-tugas yang sulit. D. Sifat berani mengambil resiko yaitu berani memberikan jawaban meskipun belum tentu benar, tidak takut gagal atau mendapat kritik, tidak menjadi ragu-ragu karena ketidakjelasan, hal-hal yang tidak konvental atau yang kurang berstruktur. E. Sifat menghargai yaitu dapat menghargai bimbingan dan pengarahandalam hidup, menghargai kemampuan dan bakat-bakat sendiri yangsedang berkembang Biasanya anak yang kreatif selalu ingin tahu, memiliki minat yang luas, mempunyai kegemaran dan menyukai aktivitas yang kreatif. Mereka lebih berani mengambil resiko (tetapi dengan perhitungan) daripada anak-anak pada umumnya, artinya dalam melakukan sesuatu yang bagi mereka amat berarti, penting dan disukai, mereka tidak terlalu menghiraukan kritik dan ejekan orang lain. Mereka pun tidak takut untuk membuat kesalahan dan mengemukakan pendapat mereka walaupun mungkin tidak disetujui orang lain. Orang yang inovatif berani untuk berbeda, menonjol, membuat kejutan atau menyimpang dari tradisi. Utami Munandar (1992) mengemukakan cini-ciri kreativitas antara lain: 1. Senang mencari pengalaman baru28 Desember 2016 22.57 FBS Indonesien Vermittler Terbaik 8211 Dapatkan Banyak Kelebihan Handel Bersama FBS, bergabung sekarang juga dengan Kami Handel Forex fbsindonesia. co. id ---- ------------- Kelebihan Broker Forex FBS 1. FBS MEMBERIKAN BONUS DEPOSIT HINGGA 100 SETIAP DEPOSIT ANDA 2. SPREAD DIMULAI DARI 0 Dan 3. DEPOSIT DAN PENARIKAN DANA MELALUI BANK LOKAL Indonesien dan Banyak Lagi Yang Lainya Buka akun anda di fbsindonesia. co. id ----------------- Jika membutuhkan bantuan hubungi kami melalui: Tlp. 085364558922 BBM FBSID007

No comments:

Post a Comment